Hukum Mendel I
(Hukum Pembentukan Gamet Sealel atau Hukum Segregasi)
“ Pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen yang merupakan pasangan itu akan dipisahkan (disegregasikan) ke dalam dua sel anak secara bebas.”
Contoh :
Parental (P) Hitam x Putih
HH hh
F1 à Hh ; Hh è disebut monohibrid, dg fenotip
abu-abu
F2 Hh x Hh
HH Hh Hh hh
Hitam abu-abu putih
1 : 2 : 1
1. Intermedier / Semi Dominan = Kedua sifat sama kuat
Yaitu penyilangan dengan satu sifat beda, dimana alela dominan tidak mampu menutupi ekspresi alela resesif secara sempurna.
Contoh :
P Merah x Putih
MM mm
F1 Mm à merah muda
F2 Mm x Mm
MM Mm Mm mm
merah merah muda putih
intermedier
2. Back Cross dan Test Cross
Back cross dan test cross dilakukan untuk menguji atau mengetahui genotif dominan, homozigot dominan atau heterozigot. Misalnya untuk fenotip ercis biji bulat, memp. 2 kemungkinan genotif yaitu BB dan Bb. Lain halnya dengan fenotif biji kisut, sudah pasti genotipnya bb.
Back Cross adalah :
Penyilangan suatu individu dg salah satu induk yg bergenotip homozigot, baik resesif maupun dominan.
Contoh :
P Panjang x Pendek
PP pp
F1 Pp (panjang)
Back cross :
a. Pp x PP
PP Pp è semua panjang (100%)
b. Pp x pp
Pp pp è 50% = panjang dan 50% = pendek
Test Cross adalah
Menyilangkan individu yg tidak diketahui genotipnya dengan individu yang resesif homozigot.
Contoh : misalkan kita ingin mengetahui genotip marmut jantan hitam melalui testcross. Maka kita tuliskan genotip individu tersebut : H. (huruf H dan tanda titik). Tanda “.” Adalah gen yang belum diketahui H atau h
P H. x hh
Hitam putih
F1 ada 2 kemungkinan :
· Hitam semua, atau
· Hitam dan putih, dengan ratio 1 : 1
Bila F1 hitam semua, berarti genotip F1 adalah heterozigot. Hal ini pula bahwa tanda “.” Adalah gen dominan (H), maka tanda H. adalah HH (homozigot dominan). Bila F1 nya hitam dan putih dengan ratio 1 : 1, maka genotip marmut jantan hitam yang dicari adalah heterozigot (Hh).
Hukum Mendel II
(Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas atau Independent Assortment)
“Bila dua individu berbeda dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkan sifat yang sepasang itu tak tergantung dari pasangan sifat yang lain”.
Contoh :
P Hitam Panjang x Putih Pendek
HHPP hhpp
Gamet HP hp
F1 HhPp à hitam panjang
P2 HhPp x HhPp
Gamet HP Hp hP hp
| HP | Hp | hP | hp |
HP | HHPP | HHPp | HhPP | HhPp |
Hp | HHPp | HHpp | HHPp | HHpp |
hP | HhPP | HhPp | hhPP | hhPp |
hp | HhPp | Hhpp | hhPp | hhpp |
Pembuktian hukum ini dipakai pada penyilangan dg 2 sifat beda (dihibrida), atau juga pada penyilangan dg banyak sifat beda (polihibrida). Makin banyak sifat beda, makin banyak pula kemungkinan kombinasi gen-nya.
Mencari Gamet 2n = jl sifat beda
Caranya :
Misalnya a. 2 sifat beda (dihibrida) è misalnya AaBb
A à B à AB
b à Ab
a à B à aB
b à ab
Jadi ada 4 macam gamet yaitu AB Ab aB ab.
b. 3 sifat beda (dihibrida) è misalnya AaBbCc
A à B à C à ABC
c à ABc
b à C à AbC
c à Abc
a à B à C à aBC
c à aBc
b à C à abC
c à abc
Jadi ada 8 macam gamet yaitu ABC, ABc, AbC, Abc, aBC, aBc, abC dan abc