10 Februari, 2009

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Dalam percobaan-percobaan genetika, para ahli sering menemukan ratio fenotip yang ganjil, seakan-akan tidak mengikuti hukum Mendel. Misalnya pada perkawinan antara 2 individu dg 2 sifat beda, ternyata ratio fenotip F2 tidak selalu 9:3:3:1. Tetapi sering dijumpai perbandingan-perbandingan 9:7, 12:3:1, 15:1, 9:3:4 dll. Bila diteliti betul-betul angka-angka perbandingan di atas, ternyata juga merupakan penggabungan angka-angka perbandingan Mendel. 9:7 = 9:(3+3+1), 12:3:1 = (9+3):3:1, 15:1 = (9+3+3):1, 9:3:4 = 9:3:(3+1). Oleh sebab itu disebut penyimpangan semu, karena masih mengikuti hukum Mendel.

Penyimpangan semu hukum Mendel : terjadinya suatu kerjasama berbagai sifat yang memberikan fenotip berlainan namun masih mengikuti hukum-hukum perbandingan genotip dari Mendel.

Penyimpangan semu ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling mempengaruhi dalam memberikan fenotip pada suatu individu. Peristiwa pengaruh mempengaruhi antara 2 pasang gen atau lebih disebut Interaksi Gen.

Interaksi Gen

Interaksi gen ada 4 macam :

  1. Komplementer
  2. Kriptomeri
  3. Epistasis – Hipostasis
  4. Polimeri

ad. 1. Komplementer

Adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat.

Conoth :

C = gen penumbuh bahan mentah pigmen

c = gen tdk mampu menumbuhkan bahan mentah pigmen

R = gen penumbuh enzim pigmentasi kulit

r = gen tdk mampu menumbuhkan enzim pigmentasi kulit

P          CCRR   x    ccrr

        (berwarna)   (tdk berwarna)

F1        CcRr  –> berwarna

P2       CcRr  x   CcRr

Gamet CR, Cr, cR, cr

F2        1CCRR  -->  berwarna

            2CCRr   -->  berwarna

            2CcRR   -->  berwarna

            4CcRr    -->  berwarna

            1CCrr    -->  tidak berwarna

            2Ccrr     -->  tidak berwarna

            1ccRR    -->  tidak berwarna

            2ccRr    -->  tidak berwarna

            1ccrr    -->  tidak berwarna

Fenotip : berwarna dan tidak berwarna

Ratio fenotip :  9 : 7

- berwarna            = 1+2+2+4 = 9

- tidak berwarna    = 1+2+1+2+1 = 7

Ad. 2. Kriptomeri

Adalah peristiwa dimana suatu faktor dominan baru nampak pengaruhnya bila bertemu dg faktor dominan lain yang bukan alelanya. Faktor dominan ini seolah-olah sembunyi (kriptos)

Contoh :  Misalnya Linaria maroccana biru (AaBb) disilangkan dg Linaria maroccana merah (Aabb), sedangkan gen A adalah untuk antosianin dan gen B untuk sifat basa.

Jika  2 gen dominan A dan B maka berwarna biru

        1 gen dominan A maka berwarna merah

        1 gen dominan B atau A dan B tidak ada maka berwarna putih

Ad. 3. Epistasis dan Hipostasis

Adalah peristiwa dimana 2 faktor yang bukan pasangan alelanya dapat mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme.

Epistasis = sifat yang menutupi

  • Epistasis dominan = bila faktor yang menutupi adalah gen dominan
  • Epistasis resesif     = bila faktor yang menutupi adalah gen resesif

Hipostasis = sifat yang ditutupi

Ad. 4. Polimeri

Adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu.